Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, August 27, 2015

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
Jumat, 28 Agustus 2015

Matius 25:1-13

25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
25:9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ.
25:10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.
25:11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!
25:12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, bodoh dan pintar banyak diukur dari hasil yang diperoleh. Di dalam sekolah atau perkuliahan yang bodoh mendapatkan nilai yang dapat membuatnya tertahan pada kelas atau tingkat tertentu.
  • Tampaknya, bodoh dan pandai juga ditentukan oleh rangking dalam perbandingan hasil yang diperoleh. Di dalam sekolah dan perkuliahan yang pandai akan masuk di golongan raking atas.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sehebat apapun nilai dan setinggi apapun rangking seseorang, kalau hidupnya tidak menyelaraskan diri dengan irama derap kedalaman batin yang membuat orang selalu berantisipasi pada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan, sejatinya dia hidup dalam kebodohan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tidak hanya melandaskan diri pada pengalaman hingga kini tetapi juga akan terbuka pada harapan kemungkinan yang akan datang.
Ah, bagaimanapun yang nomer 1 itu pandai dan nomer 30 goblog.

0 comments:

Post a Comment