Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, August 6, 2015

Sabda Hidup



Jumat, 07 Agustus 2015
St. Sistus II, S. Kayetanus, St, St.Albertus dr Trapani, St. Gaetano Thiene, Agatangelus & Kasianus
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ul. 4:32-40; Mzm. 77:12-13,14-15,16,21; Mat. 16:24-28. BcO 2Ra.j 3:5-27

Matius 16:24-28:
24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. 26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? 27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. 28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."

Renungan:
Suatu kali aku teringat seorang Rama. Pada waktu ia sebagai rama paroki, ia selalu memberikan hadiah jubah pada para seminarisnya kala mereka menjadi frater. Seringkali para seminaris yang datang pun dijamu dengan baik. Kala tua semua yang dimilikinya makin hari makin berkurang. Sampai akhirnya beliau meninggal. Ketika kami mencari jubahnya kami tidak menemukan lagi. Di almarinya tidak ada apa-apa kecuali sedikit pakaian yang sehari-hari dipakai. Ia memberikan semuanya ketika ia aktif berkarya. Ia kembali kepadanya tanpa apa-apa kembali.
Di satu sisi saya merasakan totalitas dirinya mengikuti Yesus. Semua ia berikan secara total selama hidupnya. Di lain sisi aku melihat bahwa harta benda tidak akan pernah bisa dikuasai oleh pemiliknya. Ketika badannya tak berdaya maka semua itu berada di kuasa mereka yang sehat.
Hidup adalah penyerahan diri. Tidak pernah hidup itu tanpa campur tangan Allah dan sesamanya. Maka marilah kita mencari Allah dan sesama untuk menopang hidup kita. Pada Allah dan sesamalah harta hidup kita terjaga.

Kontemplasi:
Bayangkan masa tuamu, saat-saat anda hanya bisa bergantung dan pasrah pada sesamamu. Amati siapa yang datang merawat dan menjengukmu.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan untuk menjadikan sesama adalah hartamu dan Allah andalanmu?

Doa:
Tuhan, semoga aku mampu secara total mengabdi kepadamu dan percaya Engkaulah andalanku. Berkatilah sesamaku agar merasakan kehadiranku sebagai berkat bagi mereka. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga relasi dengan Allah dan sesama sebagai hartaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment