Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 25, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 26 Agustus 2015
Yakobus Retouret, Zefyrinus Namuncura
warna liturgi Hijau 
Bacaan
1Tes. 2:9-13; Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab; Mat. 23:27-32. BcO Ef. 5:21-33

Matius 23:27-32:
27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh 30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. 32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

Renungan:
Dalam beberapa kesempatan tampak sebuah kota dibangun, didandani dan dipercantik ketika akan terjadi pemilihan pemimpin. Kegiatan itu makin tampak di lumbung suara sang calon. Semua calon tampil atraktif di lumbung-lumbungnya. Ketika terpilih daya gerak mereka makin menyusut. Mendekati hari pemilihan berikutnya daya itu bangkit lagi.
Kesan yang muncul, semoga tidak keliru, para calon melakukan seperti itu demi mengumpulkan suara. Ia berharap orang terpikat dengan aneka tindakan promonya. Dan tampaknya tindakan seperti itu sering menuai hasil. Bahkan tidak jarang uang 50 ribu pun bisa mengubah pilihan seseorang.
Sebentar lagi akan ada pilkada serentak. Kita perlu sungguh mempelajari para calon supaya kita tidak tertipu oleh tampilan sesaat atau recehan uang mereka demi mendulang suara. Semoga kita tidak keliru memilih orang yang suka mempercantik "makam" yang sebenarnya berisi tulang belulang yang tak berguna. Yang suka mengapur kubur orang yang dibunuh nenek moyangnya.

Kontemplasi:
Lihatlah gambar calon pemimpinmu. Telusuri rekam jejak mereka.

Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan agar tidak keliru memilih pemimpin?

Doa:
Tuhan semoga aku tak terbuai oleh permainan para calon pemimpin. Semoga aku sungguh-sungguh bisa memilih orang yang mempunyai hati dan daya untuk melayani dan mensejahterakan masyarakat. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengenali para calon pemimpinku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment