Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, August 1, 2015

Sabda Hidup



Minggu, 02 Agustus 2015
Hari Minggu Biasa XVIII
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Kel. 16:2-4,12-15; Mzm. 78:3,4bc,23-24,25,54; Ef. 4:17.20-24; Yoh. 6:24-35. BcO 1Raj. 19:1-21

Yohanes 6:24-35:
24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. 25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" 26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." 28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" 29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." 30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." 32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia." 34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." 35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Renungan:
Seseorang kalau mempunyai keinginan seringkali terpaku pada keinginannya. Walau dibelokkan ke mana saja mereka akan tetap berfokus pada keinginannya. Orang-orang Yahudi datang kepada Yesus karena menginginkan roti, bukan mengenali tanda-tanda yang dibuat Yesus. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang" (Yoh 6:26). Merekapun tetap meminta roti itu walau telah mendapatkan pengajaran dari Yesus. "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa" (Yoh 6:34).
Setiap orang tentunya boleh-boleh saja mempunyai keinginan. Namun tentunya juga tidak perlu terjebak pada keinginannya. Mereka layak untuk waspada dengan keinginannya dan peka melihat perkembangan yang memurnikan keinginannya. Kepekaan ini akan membawa kita pada pilihan yang tepat dalam mewujudkan atau membatalkan keinginan kita. Tidak semua keinginan kita itu benar, dan tidak semua keinginan kita itu sesat. Pemurnian selalu perlu kita lakukan agar tidak salah memilih.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh  6:24-35. Ikuti kejadian-kejadian dalam kisah tersebut.

Refleksi:
Bagaimana mendengarkan nasehat di kala ada keinginan kuat dalam dirimu dan berbeda dengan nasehat tersebut?

Doa:
Bapa, semoga kala mempunyai keinginan yang kuat aku tetap mampu mendengarkan nasehat yang mungkin berbeda dengan keinginanku. Amin.

Perutusan:
Aku akan membuka hati mendengarkan masukan yang memurnikan keinginanku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment