Rabu, 19 Agustus 2015
St. Yohanes Eudes, St.
Ezekhiel Moreno, St. Guerikus
warna liturgi Hijau
Bacaan
Hak. 9:6-15; Mzm.
21:2-3,4-5,6-7; Mat. 20:1-16a. BcO Ef. 2:11-22
Matius
20:1-16a:
1 "Adapun hal
Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar
mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. 2 Setelah ia sepakat dengan
pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun
anggurnya. 3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada
lagi orang-orang lain menganggur di pasar. 4 Katanya kepada mereka: Pergi
jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan
merekapun pergi. 5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar
pula dan melakukan sama seperti tadi. 6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar
lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa
kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7 Kata mereka kepadanya: Karena
tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke
kebun anggurku. 8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya:
Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka
yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. 9 Maka datanglah mereka
yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu
dinar. 10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan
mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 12 katanya:
Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan
mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik
matahari. 13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak
berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk
terakhir ini sama seperti kepadamu. 15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku
menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 16 Demikianlah
orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi
yang terakhir."
Renungan:
Saya tertarik dengan
tindakan pemilik kebun mencari pekerja. Ia berkeliling mencari orang yang mau
menjadi pekerja di kebunnya. Ia pun menemukan orang-orang yang masih menganggur
dan diajak bekerja di kebunnya.
Mencari pekerja memang
menjadi dinamika tersendiri. Walau banyak orang yang membutuhkan pekerjaan
namun sering pula pemilik pekerjaan sulit menemukan pekerja. Bisa jadi karena
alasan transportasi, atau gaji, atau ketrampilan dan kemampuan. Namun pemilik
kebun tadi tidak memperhitungkan semua itu. Ia menemukan para penganggur yang
mau bekerja di kebunnya.
Kemurahan hati pemilik
kebun ditanggapi. Namun ternyata juga, kemurahan hati sering ditanggapi secara
berbeda kala menyangkut hasil. Ada rasa tidak puas dari pekerja yang direkrut
kala menerima gaji.
Memang ternyata tidak
mudah juga ya bermurah hati itu. Mungkin kita pun sering tidak puas dengan kemurahan
hati yang kita terima. Maka mari kita menelisik dengan seksama kemurahan hati
yang kita terima.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu.
Ingatlah kemurahan hati yang telah kauterima.
Refleksi:
Bagaimana anda mensykuri
kemurahan hati yang kauterima?
Doa:
Tuhan semoga aku mampu
mensyukuri semua anugerah yang telah Kauberikan kepadaku. Amin.
Perutusan:
Aku bersyukur atas
anugerah kemurahan hati Allah. -nasp-
0 comments:
Post a Comment