Rabu, 05 Agustus 2015
Pemberkatan Gereja Basilik
SP Maria
warna liturgi Hijau
Bacaan
Bil. 13:1-2a,25 -
14:1,26-29,34-35; Mzm. 106:6-7a,13-14,21-22,23; Mat. 15:21-28. BcO 2Taw.
20:1-9,13-24
Matius
15:21-28:
21 Lalu Yesus pergi dari
situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 22 Maka datanglah seorang perempuan
Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud,
karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." 23 Tetapi
Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta
kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak." 24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel." 25 Tetapi perempuan itu
mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 26
Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 27 Kata perempuan itu:
"Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja
tuannya." 28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu,
besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan
seketika itu juga anaknya sembuh.
Renungan:
Anak adalah buah hati sebuah keluarga. Bagi seorang ibu anak adalah harta yang tak ternilai harganya.
Ia yang telah rela menanggung ketidakpastian hidup atau mati kala melahirkan,
akan terus menjaga anaknya. Segala sesuatu dia korbankan demi sang anak.
Dalam kisah bacaan hari
ini seorang ibu dari wilayah Kanaan mengorbankan harga dirinya demi kesembuhan
anaknya. Ketika ia datang kepada Yesus, Yesus mengatakan, "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya" (Mat 15: 26-27). Kebesaran hati
si ibu itu menggerakkan hati Yesus dan Ia menyembuhkan anaknya.
Hati seorang ibu begitu
tercurahkan kepada anaknya. Pengorbanannya akan selalu diberikan demi anaknya.
Kondisi sang anak selalu berada dalam perhatiannya. Sakitnya adalah sakit sang
ibu juga. Maka marilah kita panjatkan syukur atas hati para ibu kita.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah perempuan
dalam Injil Mat 15:21-28. Bandingkan kisah itu dengan kisahmu.
Refleksi:
Sejauh mana anda
menghargai kasih ibumu?
Doa:
Tuhan terima kasih Engkau
telah memberikan seorang ibu yang selalu punya hati kepadaku. Semoga aku pun
menjadi tanda kebahagiaannya. Amin.
Perutusan:
Aku berdoa untuk ibuku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment