Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, August 4, 2015

Sabda Hidup



Rabu, 05 Agustus 2015
Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Bil. 13:1-2a,25 - 14:1,26-29,34-35; Mzm. 106:6-7a,13-14,21-22,23; Mat. 15:21-28. BcO 2Taw. 20:1-9,13-24

Matius 15:21-28:
21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." 23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." 28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Renungan:
Anak adalah buah hati sebuah keluarga. Bagi seorang ibu anak adalah harta yang tak ternilai harganya. Ia yang telah rela menanggung ketidakpastian hidup atau mati kala melahirkan, akan terus menjaga anaknya. Segala sesuatu dia korbankan demi sang anak.
Dalam kisah bacaan hari ini seorang ibu dari wilayah Kanaan mengorbankan harga dirinya demi kesembuhan anaknya. Ketika ia datang kepada Yesus, Yesus mengatakan, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya" (Mat 15: 26-27). Kebesaran hati si ibu itu menggerakkan hati Yesus dan Ia menyembuhkan anaknya.
Hati seorang ibu begitu tercurahkan kepada anaknya. Pengorbanannya akan selalu diberikan demi anaknya. Kondisi sang anak selalu berada dalam perhatiannya. Sakitnya adalah sakit sang ibu juga. Maka marilah kita panjatkan syukur atas hati para ibu kita.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah perempuan dalam Injil Mat 15:21-28. Bandingkan kisah itu dengan kisahmu.

Refleksi:
Sejauh mana anda menghargai kasih ibumu?


Doa:
Tuhan terima kasih Engkau telah memberikan seorang ibu yang selalu punya hati kepadaku. Semoga aku pun menjadi tanda kebahagiaannya.  Amin.

Perutusan:
Aku berdoa untuk ibuku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment