Saturday, February 13, 2016
Puasa Formal dan Subtansial
Alkisah Raden Arjuna bertapa, selesai bertapa tentu boleh makan. Tetapi Ia marah ketika Semar Gareng Petruk dan Bagong memberi makanan yang tidak layak makan, karena nasi campur macam-macam barang perolehan dari hasil barang jantur. Tetapi Semar yang adalah titisan dewa mengingatkan bahwa hakikat atau substansi puasa adalah pengendalian diri. Dan ternyata Arjuna sudah batal karena ketika ingin makan dan tidak kesampaian jadi marah.
Tuhan Yesus juga berpuasa, setelah selesai boleh makan tetapi menolak tawaran iblis untuk mengubah batu jadi roti.
Orang lansia dan sakit secara formal bebas dari puasa, namun secara substansial, yaitu pengendalian diri tetap wajib.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment