Rabu, 17 Februari 2016
Hari Biasa Pekan
I Prapaskah
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yun. 3:1-10; Mzm.
51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32. BcO Kel. 10:21-11:10
Lukas
11:29-32:

Renungan:
Dalam beberapa
kesempatan seorang guru bercerita bahwa setiap angkatan selalu saja ada siswa
yang sulit dididik. Diberitahu, diajar kayak apapun sang anak tidak berubah. Ia
entah begitu easy going, entah urakan, entah trouble maker dan lain-lain.
Sikapnya sering membuat para guru putus asa. Maka tidak jarang mereka malas
lagi mendidiknya dan membiarkannya tumbuh sendiri.
Yesus pun merasa
kesulitan mengingatkan bangsaNya. Apapun telah Ia lakukan untuk mereka. Namun mereka
masih selalu tidak percaya dan bertobat. Mereka selalu menuntut adanya suatu
tanda. "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu
tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus"
(Luk 11:29).
Tentu kita pun
tidak ingin dibuat jengkel. Kiranya kita pun pantas menyadari supaya kita tidak
membuat orang lain jengkel kepada kita. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut adalah kerelaan untuk mendengarkan. Ketika kita mampu mendengarkan
kita akan mengerti apa yang dikehendaki sesama kita dan mampu menata
keinginan-keinginan pribadi kita supaya selaras dengan kebutuhan bersama.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
bertemu dengan orang yang selalu membuatmu jengkel.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu ketika menghadapi orang yang menjengkelkan.
Doa:
Tuhan semoga aku
mampu mendengarkan dengan baik. Semoga aku tidak membuat orang lain jengkel. Amin.
Perutusan:
Aku akan
mendengarkan kehendak sesamaku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment