Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, February 12, 2016

Sabda Hidup



Sabtu, 13 Februari 2016
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32.  BcO Kel. 3:1-20

Lukas 5:27-32:
27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."

Renungan:
Saya kagum dengan sikap Lewi. Ketika Tuhan Yesus memanggil dia, "Ikutlah Aku" (Luk 5:27), ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Yesus. Bahkan tidak berhenti di situ. Ia menjamu Yesus dan mengundang banyak orang untuk makan bersama. Peristiwa itu menjadi pertanyaan banyak orang, kenapa Yesus makan dengan orang-orang berdosa.
Saya membayangkan Lewi adalah orang yang cukup berada. Dari pekerjaannya rasanya ekonominya berkecukupan. Namun bagi orang pada umumnya dia dicap sebagai pendosa, karena ia adalah pemungut cukai. Maka orang-orang pun bersungut-sungut kenapa Yesus mau makan bersama dengan orang berdosa.
Kadang dalam arti tertentu kita pun gampang bernada minir kalau ada pemimpin yang makan bareng dengan orang berada. Akan muncul banyak pertanyaan di mana option for the poor-nya. Memang kalau hanya mau bersama dengan orang berada dan tidak mau dengan yang miskin, layaklah kita bertanya-tanya seperti itu. Namun rasanya tidak adil kalau selalu mempertanyakan bila orang tersebut juga punya hati kepada yang miskin. Mereka yang kaya dan mereka yang miskin adalah umat Tuhan yang sama-sama mempunyai hak untuk mendapatkan sapaan dan kasih Tuhan. Tuhan pun mau mengundang Lewi. Ia juga mau bersama Bartimeus dan Lazarus.

Kontemplasi:
Bayangkan kehadiran Yesus di rumah Lewi si orang berada. Hadirkan pula Yesus bersama Bartimeus si buta yang memohon pertolonganNya.

Refleksi:
Bagaimana bersikap adil kepada semua umat Tuhan?

Doa:
Tuhan semua umat manusia adalah mahkluk yang Kaucintai. Semoga aku bisa hadir dalam semua lapisan umat yang Kaucintai. Amin.

Perutusan:
Aku akan hadir pada semua pribadi ciptaan Tuhan. -nasp-

http://www.kas.or.id/index.php/2016/02/11/menjadi-manusia-yang-bahagia/

0 comments:

Post a Comment