Kamis, 25 Februari 2016
Hari Biasa Pekan
II Prapaskah
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yer. 17:5-10;
Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31. BcO Kel. 18:13- 27
Lukas
16:19-31:
19 "Ada
seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari
ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan
ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang
miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang
kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam
maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk
di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi
Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik
sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan
engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak
dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang
saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka
jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada
pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian
itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang
datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata
Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari
antara orang mati."
Renungan:
Beberapa waktu
yang lalu dalam berita di TV ditayangkan ada orang yang di tubuhnya banyak
kutil dan tinggal menyendiri di pedalaman. Ia melakukan itu karea tidak ingin
membuat orang merasa jijik melihatnya. Dalam kesempatan lain ada orang yang
mempunyai luka bakar di tubuhnya. Sampai sekarang ia merasa ada yang bersikap
risih atau jijik melihatnya. Namun ia tetap berada di lingkungan umum. Ia tetap
merasa harus bekerja untuk menghidupi dirinya.
Memang tidak
jarang orang gampang merasa gimana kala melihat kekurangan orang lain. Kadang
pandangan seperti itu membuat orang tersebut menjadi minder dan merasa harus
menyingkir. Mungkin si kaya pun merasa jijik dengan Lazarus. Ia pun tidak
pernah menemui Lazarus. Ia mungkin selalu menyingkir kala Lazarus datang.
Tindakan si kaya
itu berbuah kala ajal menjemputnya. Ia menjadi pribadi yang mengalami
kesengsaraan. Sebaliknya Lazarus mengalami kebahagiaan. Rasanya ketika kita
menyingkiri sesama kita kita pun akan mengalami situasi yang sebaliknya kala
berada dalam keabadian. Masa-masa sekarang ini yang bisa mengingatkan kita
untuk mengubah sikap kita kepada sesama.
Pejamkan matamu.
Bayangkan ada satu orang yang membuatmu merasa gimana datang kepadamu dan
meminta pertolonganmu.
Refleksi:
Bagaimana sikapmu
kala menghadapi orang seperti Lazarus?
Doa:
Bapa, semoga aku
mempunyai hati bagi mereka yang menderita. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membangun diriku untuk mempunyai hati kepada mereka yang membutuhkanku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment