Rabu, 03 Februari 2016
Blasius
warna liturgi
Hijau
Bacaan
2Sam. 24:2,9-17;
Mzm. 32:1-2,5,6,7; Mrk. 6:1-6. BcO Kej. 31:1-21
Markus
6:1-6:
1 Kemudian Yesus berangkat
dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada
hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub
ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya
itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang
demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang
kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya
yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka
Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali
di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia
tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa
orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas
ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa
sambil mengajar.
Renungan:
Hidup layak
dijalani dengan kepercayaan. Kepercayaan ini yang membuat sesuatu yang
tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin. Sebaliknya ketidakpercayaan membuat
sesuatu yang mungkin tidak dapat dikerjakan.
Suatu kali di
dalam suatu pelatihan outbound di Youth Center Salam banyak peserta yang
percaya mampu menyelesaikan segala tantangan yang disediakan. Namun sebaliknya
mereka yang tidak percaya akan mengemukakan banyak alasan dan tidak bisa
melalui tantangan yang ada. Bahkan ada yang katanya mempunyai kemampuan tertentu
pun tidak sanggup mengerjakan.
Yesus pun tidak
membuat sesuatu karena orang-orang mempertanyakan diriNya. Mereka tidak percaya
pada kuasaNya karena mengenal keluargaNya. Maka marilah kita bangun kepercayaan
dalam hidup kita. Dengan kepercayaan yang kita miliki Tuhan akan menemani kita
mengadakan sesuatu yang tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Hadirkan satu dua pengalaman yang menggambarkan kegagalanmu. Hadirkan
kepercayaanmu. Lakukan itu. Rasakan keberhasilannya.
Refleksi:
Bagaimana menghidupkan
kepercayan dalam dirimu kala keraguan datang?
Doa:
Tuhan aku percaya
Engkau ada di dekatku. Engkau menemani langkahku menuju keberhasilan hidup
dalam namaMu. Amin.
Perutusan:
Aku tidak
meragukan penyertaan Tuhan yang membuatku mampu. -nasp-
0 comments:
Post a Comment