Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, February 6, 2016

Sabda Hidup


Minggu, 07 Februari 2016
Hari Minggu Biasa V
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Yes. 6:1-2a,3-8; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5,7c-8; 1Kor. 15:1-11 (1Kor. 15:3-8,11); Luk. 5:1-11. BcO Kej. 39:1-23

Lukas 5:1-11  
1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. 2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. 3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. 4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." 5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." 6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. 7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. 8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; 10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." 11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.

Renungan: 
"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Luk 5:4). Duc in Altum. Mendengar kalimat ini mengingatkanku pada moto Uskup Mgr Pujasumarta. Di tengah keriuhan hidup umat manusia, Mgr Puja mengajak kita untuk "Duc in Altum". Beliau mengajak kita untuk masuk dalam keheningan batin yang mendalam.
Telah semalaman para murid mencoba menangkap ikan. Tidak ada satupun ikan yang mereka tangkap. Perasaan lelah, jengkel, kecewa bahkan mungkin putus asa menghiasi hidup mereka. Jerih lelahnya tak menghasilkan apa-apa. Datanglah Yesus yang mengundang mereka untuk bertolak ke tempat yang dalam, meninggalkan keriuhan batinnya dan mengikuti ajakanNya. Ketika mereka mengikuti Yesus, mereka pun menangkap banyak ikan.
Hidup kita penuh dengan aneka macam aktivitas. Dari pagi sampai malam kita disibukkan oleh aneka macam kegiatan. Bahkan kadang makan pun tak sempat. Hidup harian seperti itu sering membuat kita lelah. Tidak jarang kita merasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali rasa lelah dan keinginan memenuhi kewajiban. Maka rasanya kita perlu bertolak ke tempat yang dalam, Duc in Altum. Kita masuk dalam keheningan batin yang mendalam untuk menangkap tangkapan harian kita.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk. 5:1-11. Bayangkan dirimu yang telah lelah bekerja dan merasa hampa.

Refleksi:
Bagaimana dirimu menjaring ikan kalau dirimu telah merasa lelah bekerja dan beraktivitas?


Doa:
Bapa, kesibukan sering membuatku merasa kering. Hidup seakan tidak mempunyai arti. Semoga aku selalu mampu menangkap pesan-pesanMu dalam kehidupan harianku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menangkap pesan-pesanNya walau seakan hidupku kering dan tak berarti. -nasp-

http://www.kas.or.id/index.php/2016/02/04/sg-prapaskah-2016/

0 comments:

Post a Comment