Selasa, 16 Februari 2016
Hari Biasa Pekan
I Prapaskah
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 55:10-11;
Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15. BcO Kel. 6:29-7:25
Matius
6:7-15:
7 Lagipula dalam
doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan
dikabulkan. 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9 Karena itu berdoalah
demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah
Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami
pada hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13 dan
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin.) 14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan
orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu
tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Renungan:
Membaca kalimat
ini "Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya" (Mat 6:8) aku teringat ketika masih menjadi seminaris dan
frater. Setiap kali pulang ke rumah, bapak ibu selalu memberi sangu walau aku
tidak meminta. Dan memang kalau pulang sebetulnya karena uangku sudah habis.
Andai saat pulang itu mereka tidak memberi uang maka sebulan berikutnya aku
akan mlompong. Namun tanpa kata-kata meminta, bapak ibu sudah paham anaknya
membutuhkan dan mereka memberi.
Kiranya Tuhan
jauh lebih paham akan keperluan kita daripada orang tua kita. Ia mengetahui apa
yang kita butuhkan. Ia pun akan memberi selaras dengan kemampuan kita
menggunakan. Takarannya yang pas. Ia tidak akan memberi melebihi kemampuan kita
mengelola. Ia juga tidak akan membiarkan kita mengalami kekurangan.
Marilah kita
berserah kepada Allah. Kita pasrahkan hidup kita sebagaimana doa yang Ia
ajarkan pada kita (bc. Mat 6: 9-13). Dalam kesatuan dengan doa itu kita pun
akan makin peka menangkap kebutuhan keluarga dan sesama kita. Tuhan menjagai hidup
kita.
Kontemplasi:
Bayangkan orang
tuamu mencukupi kebutuhanmu sekalipun engkau tidak memintanya.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu dikenali dan diperhatikan orang tuamu.
Doa:
Tuhan terima
kasih Engkau mengenali kebutuhanku. Terima kasih juga karena telah memberikan
orang tua yang menyayangiku. Amin.
Perutusan:
Aku bersyukur
atas kebaikan-kebaikan yang kuterima walau aku tidak meminta. -nasp-
0 comments:
Post a Comment