Jumat, 12 Februari
2016
Hari Jumat
sesudah Rabu Abu
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Yes. 58:1-9a;
Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15. BcO Kel. 2:1-22
Matius
9:14-15:
14 Kemudian
datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan
orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 15 Jawab Yesus kepada
mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama
mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil
dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Renungan:
Kita sudah
memasuki masa pantang dan puasa. Biasanya setiap hari jumat kita melakukan
pantang yang kita pilih. Ada yang berpantang daging, garam, rokok. Bahkan ada
pula yang berpantang kerupuk, cabe-sambal. Kita berpantang atas sesuatu yang
kita suka.
Tentu rasanya
kalau berpantang bukan lalu mengganti dengan sesuatu yang lain. Diharapkan kita
menghilangkan sesuatu yang biasa kita nikmati. Puasa dan pantang ala Katolik
ini mempunyai ciri solidaritas. Dengan menghilangkan apa yang kita sukai kita
menyimpan uang yang kita gunakan untuk membiayai yang kita sukai itu dalam
kotak/celengan APP. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk karya sosial dan
pemberdayaan. Solidaritas inilah yang menjadi salah satu kekhasan puasa dan
pantang kita.
Sang mempelai
sudah diambil dari kita (bdk.Mat 9:15). Maka marilah kita sediakan waktu untuk
berpantang dan berpuasa, demi membangun solidaritas dengan mereka yang
membutuhkan. Sedikit banyak yang kita kumpulkan akan sangat berarti bagi
mereka.
Kontemplasi:
Renungkan dan
batinkan pantang dan puasa yang kaupilih.
Refleksi:
Tulislah pantang
dan puasa yang akan kaulakukan.
Doa:
Tuhan hidupkanlah
semangat pantang dan puasaku demi solidaritas pada mereka yang membutuhkan. Amin.
Perutusan:
Aku akan
berpantang sesuai dengan pilihanku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment