Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, February 22, 2016

Sabda Hidup



Rabu, 24 Februari 2016
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28. BcO Kel. 17:1-16

Matius 20:17-28:
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Renungan:
Yesus tidak menyampaikan berita penting tentang diriNya kepada khalayak orang yang biasa mengerumuninya. Berita itu ia sampaikan hanya kepada kedua belas murid (lih. Mat 20:17). Yesus memilih siapa pendengar yang perlu mendengar warta sengsaranya. Mungkin Ia merasa hanya mereka yang layak menerima berita itu. Mungkin juga Ia tidak ingin menimbulkan kegaduhan bila disampaikan kepada khalayak umum.
Pada masa kecil berita apa pun kita sampaikan pada orang-orang yang kita temui. Maka orang mengatakan bahwa anak kecil tidak bisa bohong. Semakin berusia kita pun semakin selektif menyampaikan berita-berita kita, apalagi menyangkut sesuatu yang rahasia. Kita pun mempertimbangkan banyak hal kala ingin menyampaikan sesuatu. Semakin tinggi jabatan semakin banyak rahasia yang kita simpan.
Kadang kita pun ingi mendengar banyak berita. Tidak jarang keinginan itu memaksa orang menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu kita ketahui. Rasanya kita layak menyadari bahwa orang mempunyai hak untuk menyimpan sesuatu yang tidak perlu dia kita ketahui. Kita jangan sampai membuat orang itu melanggar etika jabatannya.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu mesti menyimpan rahasia dan menghadapi orang yang ingin tahu rahasia tersebut.

Refleksi:
Bagaimana tetap bertahan menjaga rahasia yang mesti anda pegang?

Doa:
Tuhan kuatkanlah orang-orang yang mendapat tugas berat. Semoga mereka tetap setia memegang etika jabatannya. Amin.

Perutusan:
Aku akan menjaga rahasia yang semestinya kujaga dan menjaga orang yang mesti menjaga rahasianya. -nasp-

0 comments:

Post a Comment