Thursday, October 13, 2016
Kolam Dengan Sumur Resapan
"Kok wonten galian sumur?" (Mengapa ada galian sumur?) tanya Rm. Agoeng kepada Rm. Bambang di pagi hari sebelum makan Sabtu 8 Oktober 2016. Rm. Bambang menjawab "Criyose ngge resapan. Sing dhawuh Rm. Sapto" (Katanya untuk resapan. Yang meminta Rm. Sapto) yang disahut oleh Rm. Agoeng "Nek ngaten rampunge isa suwe" (Kalau begitu penyelesaiannya akan membutuhkan waktu lama). Pembicaraan ini berkaitan dengan pengerjaan kolam di halaman dalam bangunan induk Domus Pacis. Rm. Sapto Nugroho dari Pastoran Wonosari, Gunung Kidul, sebelum pembicaraan itu sudah datang dua kali. Beliau telah bersepakat dengan Rm. Agoeng untuk membongkar kolam lama. Kolam itu akan diperluas untuk diisi dengan ikan koi. Ikan-ikan koi lama untuk sementara dimasukkan dalam kolam kecil yang melekat di teras depan Rm. Agoeng. Sementara itu Rm. Sapto sudah memesan ikan-ikan koi jenis lain yang katanya bagus di Magelang dan kini dititipkan pada penjualnya.
Rm. Sapto sudah menyerahkan sejumlah uang kepada Rm. Agoeng, yang meminta Rm. Bambang untuk menyimpannya. Ketika melihat pengerjaan yang ada Rm. Agoeng berkata kepada Rm. Bambang "Nek kaya niku sing digawe, artane mboten cekap" (Kalau yang dibuat seperti itu, uangnya tidak cukup). Dalam hati Rm. Bambang mengerti bahwa yang disebut tidak cukup adalah uang pemberian Rm. Sapto. Meskipun demikian yang diprogramkan oleh Rm. Sapto tetap berjalan. Bahkan pada hari Senin 10 Oktober 2016, pada jam 04.00 sore Rm. Sapto datang dari Wonosari. Beliau mengadakan pembicaraan tentang bentuk kolam yang akan dibuat bersama Rm. Agoeng dan Pak Joko yang jadi pelaksana pembuatan kolam karena tukang-tukang yang mengerjakan adalah orang-orang Pak Joko. Berdasarkan informasi yang diterima dari Rm. Agoeng, Rm. Bambang tahu bahwa Rm. Sapto tidak mempersoalkan pembeayaan karena memang ada sumbangan khusus dari warga Katolik tertentu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment