Ketika menunggu para ibu relawati yang mengurus konsumsi Novena Domus kira-kira jam 12.30, Rm. Bambang mendengar sayup-sayup lagu indah. Dia berpikir bahwa soundsystem di ruang pertemuan sudah dikemasi. Hatinya kemudian mengatakan "Mbokmenawa seka kamare Rm. Jaka utawa Rm. Yadi sing disetel sero" (Barangkali berasal dari suara volume besar di kamar Rm. Jaka atau Rm. Yadi). Ketika kembali ke kamarnya, Rm. Bambang menyadari bahwa seusai acara Novena Domus ada rombongan kecil datang. "Badhe tuwi Rm. Tri" (Kami akan mengunjungi Rm. Tri Wahyono) kata salah satu pemudi atau ibu muda dari kampung Gowongan Kidul, Yogyakarta. Kadang-kadang memang ada kelompok yang datang mengunjungi Rm. Tri Wahyono untuk menyanyikan lagu-lagu dengan iringan gitar. Rm. Tri Wahyono memang tampak senang sekali kalau mendengarkan nyanyian-nyanyian.
Tahu bahwa ada kelompok mengunjungi Rm. Tri Wahyono, Rm. Bambang meminta Mbak Tari untuk mengambil gambar dengan kameranya. Ketika makan malam, Rm. Bambang berkata "Sing tilik Rm. Tri mau kae seka ngendi, ya?" (Tadi yang mengunjungan Rm. Tri Wahyono itu dari mana, ya?). Mbak Tari menyahut "Saking Bintaran" (Dari Bintaran) yang kemudian dikomentari oleh Rm. Bambang "Nek ngono seka sawetara nggon, wong ana sing seka Gowongan" (Kalau begitu dari beberapa tempat, karena ada yang dari Gowongan). Rm. Harto berkata kepada Rm. Bambang. Tetapi Rm. Bambang tak begitu menangkap sehingga Rm. Harto harus mengulang tiga kali "Saking GC" (Dari GC). Rm. Bambang segera menangkap bahwa pengunjung itu adalah kelompok Kor Gregorius Caecilia (GC) dari Paroki Kumetiran. Rm. Tri Wahyono memang berasal dari Badran yang termasuk wilayah Paroki Kumetiran. Maka Rm. Bambang berkata kepada Mbak Tari "Dudu Bintaran, Mbak. Kumetiran" (Bukan dari Bintaran, Mbak, tetapi dari Kumetiran).
0 comments:
Post a Comment