Sabtu, 29 Oktober 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Flp. 1:18b-26;
Mzm. 42:2,3,5bcd; Luk. 14:1,7-11. BcO Keb. 7:15-30
Lukas
14:1.7-11:
1 Pada suatu hari
Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi
untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 7 Karena
Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia
mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 "Kalau seorang mengundang
engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin
orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya
orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu:
Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk
di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah
duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata
kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan
menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan."
Renungan:
Suatu kali saya
datang dalam suatu acara perusahaan besar. Kala itu aku dan rombongan dibawa
oleh penerima tamu ke barisan depan. Ternyata kursi di depan penuh. Aku pun
melepaskan diri dari rombongan dan mencari kursi di belakang. Namun penerima
tamu serta merta mendatangiku dan mengajak ke depan karena telah disediakan
kursi yang baru. Mereka menjemputku sambil berkali-kali meminta maaf.
Yesus meminta
orang-orang supaya kalau menghadiri undangan tidak menduduki tempat-tempat di
depan. "supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang
dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan
malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah" (Luk 14:9).
Kiranya kita pun
mesti menjaga diri dari rasa malu. Daripada kita malu mending kita menghindari
sesuatu yang bisa membuat kita malu. Di tengah para penjahat yang tidak tahu
malu, marilah kita mewartakan budaya malu melakukan tindakan jahat. Diminta
pindah dari tempat duduk aja sudah cukup memalukan apalagi melakukan tindakan
kejahatan yang merugikan sesama kita. Mari berbudaya malu.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
merasa malu di hadapan banyak orang.
Refleksi:
Bagaimana
menghindari kejadian yang memalukan?
Doa:
Bapa terima kasih
Putera-Mu telah mengingatkanku untuk menjaga diri dari tindakan yang
mempermalukan diri sendiri. Semoga aku selalu menjaga diri dan mempunyai rasa
malu kala tergoda melakukan yang tidak baik. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membangun rasa malu sebelum jatuh ke tindakan yang merugikan. "Doamu
untukku 2910-nasp-"
0 comments:
Post a Comment