Jumat, 14 Oktober 2016
Kalistus I
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ef. 1:11-14; Mzm.
33:1-2,4-5,12-13; Luk. 12:1-7. BcO Sir. 17:15-32
Lukas
12:1-7:
1 Sementara itu
beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan.
Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
"Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada
sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang
tersembunyi yang tidak akan diketahui. 3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam
gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di
dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai
sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh
tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 5 Aku akan menunjukkan
kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah
membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor
dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan
Allah, 7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut,
karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Renungan:
Ada banyak orang
meniru produk dari suatu brand tertentu. Bahkan ada pula suatu negara yang
membeli dan membongkar suatu alat canggih lalu memproduk alat tersebut. Keadaan
seperti ini yang seringkali memunculkan larangan memotret ketika seseorang
berkunjung ke suatu perusahaan tertentu. Mereka tidak ingin hasil kerja
kerasnya dikopi begitu saja oleh pengunjungnya.
Pengetahuan kecil
dari para pengunjung atau pencontek sudah membuat takut pemilik usaha. Allah
adalah pribadi yang mengetahui segalanya, juga tentang kita, "rambut
kepalamupun terhitung semuanya" (Luk 12:7). Tidak ada yang tersembunyi di
hadapan Allah. Maka layaklah kalau kita takut kepada-nya.
Allahlah
satu-satunya yang layak kita takuti. Ia tahu segalanya tentang dunia dan diri
kita. Mungkin kita bisa bersembunyi di hadapan manusia, namun tidak bisa di
hadapan-Nya. Maka rasanya kita perlu sungguh-sungguh berpikir 1000 kali sebelum
melakukan sesuatu yang menyimpang dari kehendak Allah.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
dibujuk untuk melakukan kesalahan. Anda sempat tergoda untuk mengikutinya.
Ketika akan mengikutinya sadarilah Allah mengawasimu.
Refleksi:
Bagaimana
menyadari kehadiran Allah di sekitar kita?
Doa:
Tuhan, semoga aku
selalu sadar Engkau di dekatku. Semoga aku tidak tergoda untuk bermain-main
dengan hidupku karena sadar Engkau di dekatku. Amin.
Perutusan:
Aku akan selalu
menyadari keberadaan Allah di dekatku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment