Rabu, 26 Oktober 2016
Lukas 13:22-30
13:22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke
kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke
Yerusalem.
13:23. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya:
"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"
13:24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ:
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata
kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.
13:25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup
pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata:
Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku
tidak tahu dari mana kamu datang.
13:26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan
minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami.
13:27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu
dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang
melakukan kejahatan!
13:28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi,
apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam
Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.
13:29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan
dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.
13:30 Dan
sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan
ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, di antara orang beragama ada gambaran tentang kehidupan profan dan kehidupan kudus. Kehidupan profan berkaitan dengan kesibukan duniawi dan kehidupan kudus ada dalam kegiatan dan tempat keagamaan.
- Tampaknya, dengan hidup profan orang berjuang memenuhi kebutuhan duniawinya. Sedang dalam berbagai kegiatan agama orang mendapat jaminan surgawi.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, segiat apapun seseorang amat terlibat aktif dalam berbagai macam kegiatan agama, dia dapat berada di luar keselamatan surgawi yang sejatinya merupakan buah ketekunan menjalani kehidupan duniawi sehari-hari sebagai perwujudan dan pancaran nilai-nilai keagamaan yang makin menajamkan kepekaan nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung orang menjadi pengikut Tuhan terutama terbukti dalam perjalanan hidup duniawi sehari-hari.
Ah, ber-Tuhan itu ya beragama.
0 comments:
Post a Comment