Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, October 3, 2016

Sabda Hidup


Selasa, 04 Oktober 2016
Perayaan Wajib St. Fransiskus dr Asisi
warna liturgi Putih 
Bacaan
Gal. 1:13-24; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Luk. 10:38-42. BcO Sir. 3:1-16

Lukas 10:38-42: 
38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Renungan:
Fransiskus Asisi berasal dari keluarga berada. Harta kekayaan keluarganya bisa mencukupi hidupnya. Namun ia meninggalkan itu semua karena mendengarkan suara Tuhan. Ia terpanggil untuk memperbaiki Gereja. Dorongan untuk memperbaiki Gereja menggerakkannya meninggalkan kelimpahan harta.
Maria meninggalkan segalanya dan duduk di dekat Yesus dan mendengarkan pengajaran-Nya. "Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya" (Luk 10:39). Ia meninggalkan kebiasaan seorang perempuan yang sibuk menyiapkan hidangan untuk tamunya. Memang pilihan ini bisa membuat resah, namun bagi Tuhan pilihan Maria ini dianggap tepat.
Rasanya kita bisa belajar pada kedua tokoh ini. Sesekali kita perlu meninggalkan sesuatu yang biasa demi mendapatkan yang terbaik. Memang mungkin pilihan tersebut bisa menimbulkan pertanyaan. Mengapa meninggalkan harta berlimpah dan hidup miskin? Mengapa malah duduk dan tidak melakukan tugas seorang perempuan. Kita tidak perlu khawatir dengan komentar-komentar tersebut kalau kita yakin bahwa yang kita pilih adalah baik.

Kontemplasi:
Bayangkan St Fransiskus ketika dia memilih jalan Tuhan daripada mempertahankan harta warisannya.

Refleksi:
Apa yang perlu kita lakukan untuk menjalani pilihan terbaik?

Doa:
Tuhan kuatkanlah kami untuk setia mengikuti jalan-Mu. Semoga banyak orang pun mengutamakan Engkau di atas yang lain. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengasah kemampuanku untuk memilih yang terbaik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment