Santo Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
Senin, 17 Oktober 2016
Lukas 12:13-21
12:13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada
Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan
aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara,
siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan,
kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku
perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku
akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku:
Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya;
beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang
bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri,
jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang juga akan merasa gembira kalau dalam keluarga juga mendapatkan warisan. Bagian akan warisan menjadi pertanda bahwa orang memiliki status sebagai bagian dari keluarga.
- Tampaknya, orang juga akan lebih bahagia kalau dalam hak akan warisan memiliki bagian yang besar. Bagian lebih besar bahkan lebih baik menjadi pertanda bahwa orang memiliki kelebihan dari anggota keluarga lainnya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, hanya orang tamak yang selalu berpikir akan kepemilikan dan penambahan harta kekayaan sedang orang yang tak tamak hatinya akan selalu terbuka pada berbagai keluhuran hidup sehingga akan menjadi warisan kebaikan baik keluarga dan orang lain untuk mengarungi hidup di dunia. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu membatasi diri dalam penikmatan harta duniawi karena sadar akan keterbatasan hidup duniawi.
Ah, makin kaya ya pasti lebih
sejahtera dong.
0 comments:
Post a Comment