Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 26, 2016

Sabda Hidup



Kamis, 27 Oktober 2016
Hari biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ef. 6:10-20; Mzm. 144:1,2,9-10; Luk. 13:31-35. BcO Keb. 5:1-23

Lukas 13:31-35:
31 Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." 32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. 33 Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. 34 Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Renungan:
Orang-orang Farisi menyuruh Yesus dan para murid-Nya pergi karena Herodes hendak membunuh mereka. Tapi ancaman itu tidak membuat takut pada Yesus. Tempat kematian-Nya bukan di sana, tetapi Yerusalem. Yerusalem pusat hidup bangsa Yahudi dan para nabi mati di sana.
Membaca kisah tersebut saya teringat seorang teman kala dulu lagi berdemo. Ia maju dengan gagah berani di depan teman-teman yang lain. Ia pun harus berhadapan dengan para aparat yang menjaga. Ada satu di antara mereka yang menodongkan sejata kepadanya. Ia tidak mundur, malah mengatakan, "Tembak saya kalau kamu mau menembak."
Kadang kita bisa berhadapan dengan bahaya yang mengancam kita. Ketika mampu memetakan situasi kita bisa tahu ancaman tersebut hanya sekedar gertakan atau sungguh-sungguh membahayakan nyawa kita. Maka rasanya kala mau melakukan sesuatu, terutama yang beresiko, kita perlu sungguh mempelajari peta situasi. Penguasaan peta ini penting untuk menuntun langkah dan tindakan yang bisa kita lakukan.

Kontemplasi:
Bayangkan anda mendapat perutusan di medan yang beresiko. Pelajari semua peta medan lagamu.

Refleksi:
Peta apa yang perlu kaupelajari sebelum masuk ke medan laga yang baru?

Doa:
Bapa bantulah aku mempersiapkan diri menghadapi medan laga hidupku. Semoga aku bisa melangkah dan bertindak dengan tepat. Amin.

Perutusan:
Aku akan mempelajari peta kehidupanku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment