Senin, 17 Oktober 2016
Peringatan Wajib
St. Ignatius dr
Antiokhia
warna liturgi
Merah
Bacaan
Ef. 2:1-10; Mzm.
100:2,3,4,5; Luk. 12: 13-21. BcO Sir. 27:22-28:7
Lukas
12: 13-21:
13 Seorang dari
orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku
supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya:
"Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara
atas kamu?" 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 16 Kemudian
Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang
kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah
yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat
menyimpan hasil tanahku. 18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku
akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 19 Sesudah
itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun
untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah! 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh,
pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang
mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah."
Renungan:
Suatu kali saya
bertemu dengan orang yang pintar. Nilai-nilai akademisnya selalu bagus. Setiap
kali selesai ujian dia selalu mendapat pujian. Tapi teman-temannya pada malas
belajar dengan dia. Setiap kali mereka meminta pembelajaran darinya ditolak.
Maka makin hari tidak ada orang yang mau belajar bersama dia. Ia cerdas dan
pintar, namun sendirian.
Ada banyak juga
orang yang mengumpulkan segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Yang ada di
pikirannya adalah menumpuk hartanya sebanyak-banyaknya. Ia suka mengumpulkan
namun sulit untuk berbagi. Ketika ada yang meminta ia akan selalu berusaha
menyembunyikan dan menghindari.
Kiranya
sikap-sikap di atas tidak selaras dengan kehendak Tuhan. Kepintaran dan
kekayaan yang kita miliki adalah rahmat Tuhan yang layak untuk dibagi-bagikan,
khusunya pada mereka yang membutuhkan pertolongan. Ketika kita murah hati maka
Tuhan pun akan mengalirkan rahmat melebihi perkiraan kita.
Kontemplasi:
Duduklah dengan
tenang. Lihatlah bagaimana sikapmu dengan semua rahmat yang kauterima dari
Tuhan.
Refleksi:
Bagaimana
membangun semangat berbagi dalam hidup ini?
Doa:
Tuhan banyak
rahmat-Mu telah kuperoleh. Semoga aku pun bermurah hati sebagaimana Engkau
murah hati kepadaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan
membangun sikap murah hati dan bukan mengumpulkan untuk diri sendiri. -nasp-
0 comments:
Post a Comment