Senin, 24 Oktober 2016
Antonius Maria
Claret
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ef. 4:32-5:8;
Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17. BcO Keb. 1:16-2:24
Lukas
13:10-17:
10 Pada suatu
kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. 11 Di
situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga
ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. 12
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya:
"Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." 13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya
atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan
memuliakan Allah. 14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan
orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari
untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan
dan jangan pada hari Sabat." 15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya:
"Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke
tempat minuman? 16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun
diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah
keturunan Abraham?" 17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya
merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia,
yang telah dilakukan-Nya.
Renungan:
Dalam suatu acara
Jathilan ada pemain yang katanya kerasukan. Gerakannya menjadi tidak beraturan.
Suaranyapun menjadi tidak jelas. Setelah sekian lama, pawang di pentas itu pun
mengobati dia. Setelah diobati orang tersebut sadar kembali. Suaranya sudah
kembali ke aslinya. Badannya tampak lelah. Walau hanya beberapa saat ia sudah
tampak lelah sekali.
Perempuan dalam
Injil Luk. 13:10-17 dikisahkan delapan belas tahun dirasuki roh jahat. Ia pun
sampai bungkuk dan tidak bisa berdiri tegak. Pasti berat beban yang mengikat
perempuan tersebut. Melihatnya Yesus tergerak untuk melepaskan ikatan itu. Ia
mau melepaskan beban yang telah mengikat perempuan tersebut selama 18 tahun.
Kiranya ada
banyak orang yang terikat oleh beban hidup mereka. Ada yang terikat oleh beban
kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Mungkin kita sendiri pun
mempunyai ikatan beban sendiri. Marilah kita bahu membahu melepaskan ikatan
beban tersebut. Kita datang ke hadapan Tuhan dan memohon kepadaNya untuk
melepaskannya. Tuhan tidak akan tinggal diam.
Kontemplasi:
Bayangkan beban
yang kaumiliki dan masih mengikat dirimu. Hadirlah di hadapan Tuhan dan mohon
kepada-Nya untuk melepasnya.
Refleksi:
Apa yang perlu
kita lakukan untuk melepas ikatan beban hidup kita?
Doa:
Tuhan sudilah
Engkau melepaskanku dari ikatan-ikatan beban hidupku. Semoga aku pun sanggup
mengurai beban hidup sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan datang
kepada Tuhan untuk mengurai ikatan-ikatan beban hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment