Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, October 21, 2016

Sabda Hidup



Sabtu, 22 Oktober 2016
Hari Biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ef. 4:7-16; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 13:1-9.  BcO Hab. 2:5-20

Lukas 13:1-9:
1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." 6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Renungan:
Ketika orang berkumpul dan membicarakan kejelekan orang lain maka pembicaraan itu terasa makin ramai. Masing-masing orang mengutarakan kejelekan orang tersebut. Ketika satu orang berbicara, yang lain menambahkan banyak hal yang lebih seru. Tidak sadar bahwa apa yang mereka katakan mungkin juga telah mereka lakukan. Bisa jadi malah mereka yang omong lebih buruk daripada orang yang diomongkan.
Kejadian semacam itu ternyata berlangsung dari generasi ke generasi. Pada jaman Yesus pun telah terjadi. Orang-orang pada jaman-Nya merasa hidup lebih baik daripada orang-orang sebelumnya yang telah mengalami kematian yang mengerikan. Mereka merasa tidak berdosa seperti orang-orang tersebut. Maka mereka yakin tidak akan mengalami pengalaman yang sama dengan orang-orang tersebut.
Kiranya sekarang ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menghentikan itu. Tuhan selalu memberi kesempatan pada kita untuk berubah. Saatnya bagi kita sekarang ini menghilangkan gosip akan orang lain. Kalau tidak bisa menghilangkan kita berusaha menguranginya sedemikian rupa. Semakin kita belajar mengurangi semakin lama kebiasaan itu akan makin hilang.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berada di kumpulan orang yang lagi ngomongin kejelekan orang lain. Berusahalah sedemikian rupa untuk tidak terlibat dalam omongan tersebut.

Refleksi:
Bagaimana menahan diri dari gosip?

Doa:
Tuhan semoga aku bisa berperan dalam mengurangi kebiasaan menggosip. Semoga aku makin sadar akan kelemahanku sendiri sebelum membicarakan kejelekan orang lain. Amin.

Perutusan:
Aku akan menahan diri dari gosip. -nasp-

0 comments:

Post a Comment