Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, October 29, 2016

Pelibatan Dengan Lagu


Pada Minggu 23 Oktober 2016 di Domus Pacis memang ada 3 rombongan pengunjung. Secara praktis pada sekitar jam 08.45-10.30 kedua rombongan pertama datang hampir bersamaan, yaitu dari salah satu Lingkungan di Paroki Kalasan dan juga salah satu Lingkungan di Paroki Karanganyar. Yang ketiga datang pada sekitar jam 11.30, yaitu Lingkungan Lukas dari Paroki Ungaran. Mereka langsung diajak oleh Rm. Bambang masuk ruang pertemuan dalam di gedung induk Domus dan duduk lesehan dengan tikar. Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Tri Wahyono, dan Rm. Harto juga langsung duduk berjajar bersama Rm. Bambang dengan kursi roda di hadapan para tamu. Karena Rm. Tri Wahyono pernah menjadi pastor kepala di Paroki Ungaran, maka tidak mengherankan apabila para tamu tampak sudah begitu mengenal. "Ben Rama Tri seneng lan isa melu muni, yok dha nyanyi bareng" (Agar Rm. Tri Wahyono merasa senang dan ikut bersuara, ayo kita nyanyi bersama) kata Rm. Bambang yang disambut antusias oleh para tamu. Ketika Rm. Bambang bertanya "Lagu apa?" ternyata kebanyakan mengusulkan lagu Ndherek Dewi Maria. Maka di kala semua melantunkan lagu itu, mulut Rm. Tri Wahyono juga ikut mengucapkan kata-katanya bahkan Rm. Bambang mendengar suaranya ikut berlagu walau tidak pas nadanya.

Sesudah bernyanyi bersama, Rm. Bambang mengenalkan rama-rama yang ada di Domus Pacis. Kemudian di berkata "Nah, sakwise ada kene, apa ana hal-hal sing pengin ditakokke?" (Sesudah berada di dalam rumah ini, apa muncul hal-hal yang ingin ditanyakan?). Beberapa pertanyaan muncul seperti apa saja yang dikerjakan sehari-hari, bagaimana menghayati panggilan di usia tua, dan bagaimana mengatasi rasa sepi di tempat seperti ini. Secara praktis Rm. Yadi dan Rm. Bambang yang tampil menanggapi pertanyaan-pertanyaan. Tampaknya pengalaman panggilan imamat Rm. Yadi menghadirkan daya tarik khusus karena masuk Seminari Tinggi Kentungan sesudah usia 36 tahun. Di dalam sharing pengalaman jadi rama tua di Domus Pacis, nilai mendalam dari banyaknya waktu luang karena sudah tak memiliki dinas resmi juga dipaparkan. Usia makin tua ternyata membuat para rama juga makin banyak hal yang tak diketahui. Maka waktu luang juga menjadi rahmat untuk belajar terutama tentang dunia ketuaan. Ketika masih aktif berdinas hidup banyak terisi untuk menjalani pekerjaan sehingga waktu belajar menjadi sulit didapat. Bahkan untuk berdoa pribadi pun juga kerap kesulitan. Tetapi dengan banyaknya waktu luang,kesempatan doa menjadi leluasa bahkan doa yang sesuai dengan perkembangan situasi hidup. Belajar dan berdoa ternyata mampu menghadirkan daya mengelola hidup sesuai dengan kondisi badan yang umumnya sudah terjangkiti penyakit. Rombongan ini meninggalkan Domus pada sekitar jam 12.45 untuk meneruskan perjalanan ke Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran.

0 comments:

Post a Comment