Kamis, 20 Oktober 2016
Hari Biasa
warna liturgi
Hijau
Bacaan
Ef. 3:14-21; Mzm.
33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53. BcO Sir. 38:24-39:11
Lukas
12:49-53:
49 "Aku
datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah
menyala! 50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku,
sebelum hal itu berlangsung! 51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan. 52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima
orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. 53 Mereka
akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki
melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan
ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan
ibu mertuanya."
Renungan:
Kehadiran seorang
pemimpin pasti diikuti oleh kubu yang mendukung atau pun menolak. Di Amerika
sekarang ini ada kubu Hilary dan ada kubu Trump. Di DKI ada kubu Ahok dan kubu
yang menentang Ahok. Mungkin di daerah-daerah lain yang sedang mempersiapkan
pilkada merasakan sungguh dinamika kubu pendukung dan penolak.
Kehadiran Yesus
pun menghadirkan pertentangan. Ada orang yang setuju dan bergabung dengan-Nya
namun ada pula yang sama sekali menolak Dia. Sangat mungkin kedua kubu itu ada
dalam satu keluarga. Maka tidak mengherankan mereka saling bertentangan walau
berangkat dari satu keluarga.
Tentu tidak
nyaman berada dalam situasi pertentangan. Namun kala kita memilih maka kita pun
akan masuk dalam dunia seperti itu. Yang diperlukan adalah kemampuan kita hidup
di perbedaan tersebut. Kita bisa beda pilihan, tapi kita layak untuk mempunyai
kepercayaan satu pada tujuan. Semua bertujuan pada hadirnya damai sejahtera
bagi umat manusia. Pertentangan tidak harus kita jadikan alat menuju
perpecahan, tapi pada penemuan akan keindahan keanekaragaman.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu.
Bayangkan hadirnya kubu-kubu di sekitarmu. Ambillah peran untuk menerima
perbedaan kepada mereka.
Refleksi:
Tulislah
pengalamanmu menjaga keindahan dalam perbedaan?
Doa:
Tuhan dengan
mengikuti-Mu aku menemukan pihak yang tidak senang. Semoga kami pun tetap mampu
menjaga relasi yang baik walau kami berbeda pilihan. Amin.
Perutusan:
Aku akan berperan
menjaga keindahan perbedaan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment