Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, October 19, 2016

Sabda Hidup


Kamis, 20 Oktober 2016
Hari Biasa
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53. BcO Sir. 38:24-39:11

Lukas 12:49-53:
49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! 50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! 51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. 52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. 53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."

Renungan:
Kehadiran seorang pemimpin pasti diikuti oleh kubu yang mendukung atau pun menolak. Di Amerika sekarang ini ada kubu Hilary dan ada kubu Trump. Di DKI ada kubu Ahok dan kubu yang menentang Ahok. Mungkin di daerah-daerah lain yang sedang mempersiapkan pilkada merasakan sungguh dinamika kubu pendukung dan penolak.
Kehadiran Yesus pun menghadirkan pertentangan. Ada orang yang setuju dan bergabung dengan-Nya namun ada pula yang sama sekali menolak Dia. Sangat mungkin kedua kubu itu ada dalam satu keluarga. Maka tidak mengherankan mereka saling bertentangan walau berangkat dari satu keluarga.
Tentu tidak nyaman berada dalam situasi pertentangan. Namun kala kita memilih maka kita pun akan masuk dalam dunia seperti itu. Yang diperlukan adalah kemampuan kita hidup di perbedaan tersebut. Kita bisa beda pilihan, tapi kita layak untuk mempunyai kepercayaan satu pada tujuan. Semua bertujuan pada hadirnya damai sejahtera bagi umat manusia. Pertentangan tidak harus kita jadikan alat menuju perpecahan, tapi pada penemuan akan keindahan keanekaragaman.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Bayangkan hadirnya kubu-kubu di sekitarmu. Ambillah peran untuk menerima perbedaan kepada mereka.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menjaga keindahan dalam perbedaan?

Doa:
Tuhan dengan mengikuti-Mu aku menemukan pihak yang tidak senang. Semoga kami pun tetap mampu menjaga relasi yang baik walau kami berbeda pilihan. Amin.

Perutusan:
Aku akan berperan menjaga keindahan perbedaan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment